Rabu, 19 Juni 2013

Pengumuman. Rumah Indria pindah!





Hai, teman-teman. Sedikit pengumuman, nih. Rumah Indria sekarang pindah, ya. Kami saat ini berada di Jawa Tengah. Tepatnya Kota Klaten. Jika kebetulan lewat, mampirlah ke rumah kami.

Alamat Rumah Indria yang semula di:

Jl. Monjali RT 2 RW 38 No. 26
Nandan, Ngaglik, Sleman 
DI Yogyakarta


Menjadi
Jl. Ki Ageng Pamenahan gang Teratai, 
Ngingas Baru, RT 4 RW 4 
Bareng Lor, Klaten Utara
Klaten, Jawa Tengah

Project #1: Cushion Batik cap kombinasi Katun ima


Setelah hampir 7 bulan berjualan kain batik cap, akhirnya saya berhasil memproduksi cushion. Bukan saya sendiri yang menjahitnya. Melainkan ibu mertua saya. Saya hanya melakukan pemilihan kain dan bahan serta  membuat desainnya.

Cushion yang ini saya buat dari kain batik cap motif daun manding dan dikombinasikan dengan katun ima. Perpaduan yang serasi menurut saya. Kain ima yang adem, dan batik cap yang elegan. Jika diperhatikan dari jauh, motif ini mirip banget karang laut, dan titik-titik di sekitarnya seperti gelembung air. Harapannya, cushion merah ini bisa memberikan kesegaran tanpa menyurutkan semangat dalam berkegiatan.


  

Resep Kue Lontar


Kue Lontar adalah kue yang tidak asing di telinga teman-teman yang asli, berasal dan lahir serta besar di Indonesia Timur. Saya yang lahir dan besar di Sorong, Papua Barat (dulu Irian Jaya) selalu menantikan suguhan ini ada di meja tuan rumah yang kami datangi ketika pegang tangan saat hari raya lebaran dan natal. Karena kerinduan tak tertahankan, saya akhirnya mencoba membuat sendiri kue Lontar ketika pindah ke Jogja. Berbekal informasi di berbagai situs kuliner dan menyambung telepon dengan teman yang ahli mengolah kue lontar, saya pun memberanikan membuat dan akhirnya menjualnya dengan brand dapuria. 

Tidak jarang ada orang yang menanyakan resep kue lontar ini. Saya dengan senang hati membagikannya. Kalau teman-teman punya waktu, silahkan coba kue lontar ini. Dan selamat jatuh cinta.



RESEP KUE LONTAR a la Ria Dapuria




Kulit
  • 200 gr Tepung terigu (Segitiga biru)
  • 100 gr Mentega (saya pakai blue band). Bisa juga dengan komposisi 50 mentega, 50 butter. Bekukan di dalam kulkas.
  • 6 sendok makan air es

Isi
  • 7 Telur ( 7 kuning telur, 4 putih telur). Kalau pengen lebih enak, bisa pakai 8 telur. Orang jogja ga begitu suka karena agak amis.
  • 1 kaleng Susu kental manis (saya pakai Gold). Kalau ingin ngga terlalu manis bisa pakai susu kental evaporated trus entar ditambah gula sesuai keinginan.
  • Air hangat kurang lebih setengah kaleng atau sesuai keinginan.

Cara membuat
  • Potong mentega dan butter yang beku dengan ukuran dadu, tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil. Satukan dengan tepung terigu.
  • Cacah mentega di dalam tepung dengan spatula kayu sampai terbentuk adonan pasir. Jika punya, pake pastry blender.
  • Dengan ujung-ujung jari, ratakan adonan. Di pyur-pyur gitu.
  • Setelah yakin rata, masukkan air dingin sedikit demi sedikit kemudian aduk dengan garpu perlahan sampai kalis. Jangan keras-keras, harus penuh perasaan, jangan dibanting-banting juga. Soale ntar keras, ngga lembut dan renyah. Sisihkan. Kalau di beberapa artikel, menyarankan untuk ditaruh di dalam kulkas setengah jam. Katanya, langkah ini berguna untuk mengurangi panas akibat bersentuhan dengan tubuh –tangan-. (bagi saya langkah ini sangat signifikan sekali terhadap hasil tekstur
  • Sekarang kita bikin isinya.
  • Siapkan telur. Kocok perlahan dengan kocokan telur bubble wisk. Usahakan mengocok jangan sampai banyak buih. Sisihkan.
  • Campur susu dan air. Aduk rata lalu masukkan ke dalam adonan telur. Campurkan rata.
  • Siapkan saringan. Adonan telur dan susu tadi disaring untuk menghilangkan cairan kental telur.
  • Keluarkan adonan kulit dari kulkas, diamkan beberapa menit.
  • Tata adonan di atas cetakan. Jika menata adonan memakai tangan, usahakan jangan terlalu lama. Bergeraklah dengan cepat namun tenang.  
  • Setelah adonan kulit ditata di piring, tuang adonan susu telur perlahan yang dibawahnya ada sendok makan dibalik. Sendok terbalik ini berguna agar permukaannya halus.
  • Panaskan oven terlebih dahulu sekitar 10 menit agar panasnya merata. Suhunya sekitar 180 derajat C.
  • Masukkan kue panggang selama 15 menit dengan suhu awal. Lalu turunkan api perlahan-lahan hingga mencapai 150 derajat.
  • Waktu pemanggangan disesuaikan saja. Biasanya tergantung jenis oven dan jenis kompor. Saya pakai kompor minyak Butterfly dan oven Hock suhu putar Model 3.

Selamat Mencoba

Tips dan Trik Notulen[si] #1




Saya menggeluti pekerjaan merekam proses, note taking atau minutes taking sudah hampir 10 tahun. Dan memutuskan menjadikannya profesi di 5 tahun belakangan ini. Berdasarkan pengalaman, saya akan share beberapa hal yang mungkin harus dilakukan untuk memudahkan pekerjaan pada saat hari H.

Setelah kita dikontak untuk melakukan perekaman proses, pertama, tanyakan jenis acara. Ini akan membantu kita mengira-ngira bentuk laporannya. Kedua, isu yang akan diusung. Ini penting agar kita ada kesempatan untuk mempelajari dan mengetahui istilah-istilah yang sering dipakai. Ketiga, jika bisa, metode pelaksanaannya. Ini penting untuk mengira-ngira di saat pelaksanaan kita membutuhkan berapa banyak perekam proses. Keempat, tanyakan pada pengorder, mereka ingin laporan seperti apa.

Hal selanjutnya berkaitan dengan tempat acara. Kondisi ruangan meeting akan mempengaruhi suara yang keluar dari pengeras suara dan yang akan masuk ke dalam perekam kita. Jika ruangan cukup luas, tidak berkarpet, berdinding tembok, langit-langit juga tembok maka sebaiknya pastikan rekaman berada cukup dekat dengan sumber suara, baik kotak speaker atau orang yang sedang berbicara. Sebaliknya, jika ruangan meeting memiliki peredam suara yang cukup baik, perekam biasanya akan mudah menangkap suara walaupun sumber suara letaknya cukup jauh atau bahkan sang pembicara tidak menggunakan pengeras suara. Biasanya kita akan mengetahui kondisi ruangan persis pada saat acara berlangsung, jadi kita harus perpikir cepat. Karena saya adalah perekam proses yang tergantung pada rekaman maka hal yang satu ini selalu menjadi perhatian utama saya. Penggunaan perekam, baik digital maupun analog, sangat membantu notetaker ketika berada di waktu-waktu kritis, misalnya di saat serangan kantuk amat sangat di jam dua siang setelah lunch atau kebelet harus ke toilet J. Pastikan batrei terisi penuh dan cadangan selalu tersedia. Kenali dengan baik perekam yang akan dipakai, mulai dari pengoperasiannya, tipe file keluarannya serta yang akan terjadi jika perekam tiba-tiba kehabisan batrei atau memori penuh. Ada perekam yang akan otomatis menyimpan hasil rekaman jika kedua hal itu terjadi ada juga yang otomatis tidak menyimpan apapun. Saya termasuk yang abai dengan hal itu J. Penggunaan perekam sebenarnya tidak harus di dalam perekaman proses. Ada beberapa teman seprofesi yang tidak tergantung dengan rekaman dan pekerjaan mereka bagus! So, ini optional.

Buatlah control sheet yang secara runut berisi catatan mengenai hari, urutan acara, nama pembicara, jenis presentasi, nama file audio, serta tanda-tanda mengenai sudah atau belumnya kita memperoleh bahan-bahan penting yang bersangkutan. Control sheet sangat membantu saya terutama ketika saya mendapat pekerjaan secara berurutan dari lembaga dan dengan isu yang berbeda.  Buatlah control sheet yang terstruktur sehingga mudah dibaca. Hal itu akan sangat membantu apabila di saat penyelesaian laporan kita harus menyerahkan pekerjaan itu ke orang lain. Misalnya karena kita sakit atau ada masalah lain.

Hal yang sangat penting, dan menurut saya modal paling besar yang harus dimiliki oleh notetaker adalah kepandaian untuk tenang, fokus dan mendengar. Untuk acara-acara pelatihan yang menggunakan metode diskusi kelompok dengan jumlah kelompok cukup banyak dan semua hasilnya ditulis di atas kertas, kemampuan ini dibutuhkan. Kita harus tahu kertas mana yang dipunyai kelompok mana, mana saja yang belum diketika, letaknya ada dimana dll.

Pastikan contact person kita di acara tersebut. Rajin-rajinlah berkomunikasi dengannya. Jika ada hal yang membingungkan langsung komunikasikan dengan sang kontak. Misalnya kita ragu apakah suatu proses perlu didokumentasikan atau tidak.

Mungkin itu dulu. Jika ada masukan, silahkan kasih komen ya.

Matur Nuwun.